Siswa Belajar Dilantai,SMPN 3 Soromandi Disegel


Bima,Kabaroposisi--Lantaran siswa di dua ruangan kelas tiga SMPN 3 Soromandi belajar di lantai, sejumlah Mahasiswa dan warga setempat menyegel sekolah yang berlokasi Desa Sampungu, Senin (5/8/19). Penyegelan tersebut bentuk kekecewaan Mahasiswa dan masyarakat terkait pelaksanaan dunia pendidikan di sekolah setempat.

Kepala SMPN 3 Soromandi, Gunawan SPd membenarkan adanya aksi penyegelan oleh sejumlah Mahasiswa dan warga Desa Sampungu di sekolah setempat. Karena tak adanya kursi di dua ruangan kelas tiga. Sehingga pelaksanaan KBM siswa mereka harus belajar dilantai.

"Mereka kesal dengan pelaksanaan dunia pendidikan, makanya mereka segel sekolah ini,” tegasnya.

Diakuinya, memang benar kondisi sekolah ini sudah mau berjalan dua tahun tanpa kursi dan meja khusus di dua ruangan kelas tiga. Bahkan kondisi ini sudah pihaknya laporkan ke dinas terkait dan mengajukan proposal bantuan meja dan kursi. Namun permintaan itu belum juga direalisasikan.

"Siswa belajar dilantai sejak 2018 lalu. Saat itu siswa sekolah ini berjumlah 74 siswa. Dan siswa tersebut sudah tamat. Sedangkan yang kelas tiga sekarang yakni jumlah 54 orang dan semuanya saat KBM dilantai,” ungkapnya.

Dijelaskannya, jumlah siswa di sekolah setempat totalnya sekitar 150 siswa. Mulai kelas satu sampai tiga.“Kalau untuk kelas satu dan dua tak masalah. Hanya di dua ruangan kelas tiga benar-benar tak kursi dan mejanya,” beber kasek yang dilantik tiga tahun lalu tersebut.

Terkait penyegelan sekolah tersebut sudah dibuka. Setelah dilakukan musyawarah yang difasilitasi oleh Kabid Dikdas, Camat Soromandi, Kapolsek dan beberapa unsur lainnya.

“Terkait permintaan warga untuk memperhatikan kondisi sekolah tersebut di tanggapi oleh pihak dinas. Yakni akan membantu untuk memprioritaskan pengadaan kursi dan meja tersebut,” katanya.

Untuk mengantisipasi supaya siswa tak belajar dilantai sebelum bantuan itu direalisasikan. Pihaknya akan mengantisipasi menggunakan uang pribadinya untuk pembelian kursi tersebut. Hal itu sebagai bentuk tanggung jawabnya selaku pimpinan di sekolah.

“Saya akan gunakan uang pribadi saya dulu untuk pembelian kursi tersebut. Sambil menunggu realisasi bantuannya oleh Dinas,” ungkapnya.

Disinggung, kenapa selama ini tak berani bersikap untuk menggunakan dana pribadi. Padahal selama ini siswa sudah mau berjalan dua tahun tanpa kursi dan meja. Pihaknya tak berani mengambil langkah itu, karena masih berharap adanya bantuan dari pemerintah. Sekaligus diperkuat salah satu SMP di kecamatan setempat tahun lalu mendapatkan bantuan kursi dan meja.

"Kita masih berfikir seperti itu dan berharap adanya bantuan pemerintah. Sebab kondisi sekolah kami dengan yang mendapat bantuan tahun lalu itu sama,” pungkasnya. (K001)

No comments

Powered by Blogger.