Wabup Sholat Idul Adha 1440 H Bersama Ribuan Warga Masyarakat Di Halaman Kantor Bupati
Bima,Kabaroposisi--Pemerintah Kabupaten Bima dalam hal ini Wakil Bupati Bima Dahlan M.Noer melaksanakan kegiatan sholat Idul Adha 1440 H bersama ribuan warga masyarakat di halaman kantor Bupati Bima pada hari Minggu (11/8). Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima, Kapolres Bima, para Assisten, Staf Ahli, Kabag Lingkup Stda Bima, Kepala OPD, Ketua MUI , Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten BIma, Baznas Kabupaten Bima.
Wakil Bupati Bima Dahlan M.Noer dalam arahan mengatakan bahwa hari raya Idul Adha merupakan hari besar kemanusiaan dan keimanan, yang ditandai dengan syi’ar penyembelihan hewan kurban, untuk mengenang peristiwa pengorbanan nabi Ibrahim ‘Alaihissalam.
“Idul Adha memiliki 2 makna yaitu ketakwaan manusia atas perintah Khalik dan makna dimana Rasulullah melarang kaum mukmin mendekati orang-orang yang memiliki kelebihan rezeki, akan tetapi tidak menunaikan perintah kurb an”.
Demikian halnya Idul Qurban, menjadi hari besar kemanusiaan dan keimanan; memancarkan cahaya kekaffahan tauhid; menuntun jiwa untuk bersikap istiqomah dalam “Amar Makruf – Nahi Munkar”. Inilah peristiwa agung yang mensejarah, mengilhamkan kepada kita semua tentang betapa pentingnya merajut kasih silaturrahmi, meningkatkan penghargaan atas harkat kemanusiaan serta mempatrikan rasa tanggungjawab guna mentransformasi hakikat nilai Islam menjadi ragam aksi nyata juang kemanusiaan, spirit keadilan serta pewarisan keteladanan, mendidik generasi agar menjadi insan yang memiliki kemapanan dan keimbangan kualitas diri, berupa keluasan cakrawala ilmu pengetahuan,kearifan dan kebijaksanaan serta ketaatan beribadah yang membuat generasi selalu terpaut untuk mengutamakan persiapan uhrawi tanpa melalaikan aktivatas duniawi,sehingga menjadikan mereka sebagai generasi handal, sanggup menata masa depan menjadi lebih baik dan dalam naungan Ridho Ilahi serta memiliki kepekaan rasa atas kekurangan sesama sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW .
Oleh karena itu kepada kita semua melalui momentum seperti ini saya mengajak seluruh Muslimin / Muslimat Dana Mbojo untuk Meneladani kecintaan Nabiullah Ibrahim dan Ismail terhadap sesama manusia, terhadap lingkungan dan terhadap generasi muda, terapkan pada diri kita, keluarga kita dan dalam membangun Dana Mbojo tercinta, Hidup patuh pada ajaran Allah dan Rasul serta pada norma – norma, hukum dan peraturan – perundangan, Ciptakan lingkungan yang memungkinkan semua warga berkreasi, mencari rezki dan pendapatan yang dapat meningkatkan derajad ekonomi dan mutu hidup. Untuk ini, jaga ketertiban, keamanan, kenyamanan dan keindahan lingkungan; dukung dan undang siapapun yang membuka usaha demi menciptakan lapangan pekerjaan bagi saudara-saudara kita.
Menurut Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah MUI Kabupaten Bima Dr. Salahuddin, M.Pd dalam taussiahnya menyampaikan terkait dengan napak tilas atas peristiwa Nabi Ibrahim dan keluarganya, sehingga ini menjadi laboratorium kehidupan umat manusia yang akan berlangsung sepanjang masa lewat rangkaian ibadah haji.
Dimana pada hari ini jamah haji dari berbagai penjuru dunia sedang melontarkan jumrah di mina sebagai symbol perlawanan kepada semua bentuk kemungkatan dan kezaliman di muka bumi ini. Begitupula terkait dengan IIdul Qurban bagi mereka hanya bisa disambut dengan tangis dan cucuran air mata yang tak kunjung kering, bagaikan tangisan siti hajar ketiak berlari – lari dari bukit safa dan marwa tujuh kali pergi pulang, mengejar kilauan fatamorgana yang disangka genangan air hanya untuk memenuhi kebutuhan bertahan hidup bersama anaknya ismail di tengah padang yang tandus.
Jika kita menengok sisi historis dari perayaan Idul Adha ini, maka pikiran kita akan teringat kisah teladan Nabi Ibrahim, yaitu ketika Beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail putranya, yang saat itu masih menyusu. Mereka ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun. Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruh menempatkan istri dan putranya yang masih bayi itu, ditempatkan di suatu tempat paling asing, di sebelah utara kurang lebih 1600 KM dari negaranya sendiri palestina. Tapi baik Nabi Ibrahim, maupin istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu dengan ikhlas dan penuh tawakkal. Ujarnya
Semoga dengan semangat idul qurban pada hari ini, hidup kita kedepan semakin bernilai untuk selalu berjuang dan berkorban dalam membangun bangsa ini untuk terhindar dari penyimpangan aqidah, penyimpangan moral dan akhlak. Kita jadikan momentum ini untuk dijadikan sebgai refleksi dalam mengkokohkan sikap kekayaan khasanah dan kearifan lokal yang berbingkai religius sebagai warisan islam turun temurun sejak masa kesultanan Bima yang teguh pada hukun syara dan kitabullah yang tetap terawatt sampai hari ini.
Selainjutnya pada momentum ini juga dibacakan rekapan hewan qurban tahun 2019 yang dibacakan oleh Ketua PHBI Kabupaten Bima Rahmi, S.Sos diantarnya bantuan dari pemerintah Kabupaten Bima 21 Ekor Sapi yang disalurkan untuk 18 Kecamatan, bantuan dari Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE berupa 20 Ekor Sapi yang disalurkan ke 18 Kecamatan, bantuan dari Bank NTB Syariah Cabang Bima sebanyak 4 ekor sapi, bantuan dari Gubernur NTB ebanyak 2 Ekor Kambing yang diperuntukan bagi warga masyarakat desa Runggu Kecamatan Belo serta bantuan 1 ekor kambing yang diperuntukan bagi desa Maria Kecamatan Wawo.(K001hum)
Wakil Bupati Bima Dahlan M.Noer dalam arahan mengatakan bahwa hari raya Idul Adha merupakan hari besar kemanusiaan dan keimanan, yang ditandai dengan syi’ar penyembelihan hewan kurban, untuk mengenang peristiwa pengorbanan nabi Ibrahim ‘Alaihissalam.
“Idul Adha memiliki 2 makna yaitu ketakwaan manusia atas perintah Khalik dan makna dimana Rasulullah melarang kaum mukmin mendekati orang-orang yang memiliki kelebihan rezeki, akan tetapi tidak menunaikan perintah kurb an”.
Demikian halnya Idul Qurban, menjadi hari besar kemanusiaan dan keimanan; memancarkan cahaya kekaffahan tauhid; menuntun jiwa untuk bersikap istiqomah dalam “Amar Makruf – Nahi Munkar”. Inilah peristiwa agung yang mensejarah, mengilhamkan kepada kita semua tentang betapa pentingnya merajut kasih silaturrahmi, meningkatkan penghargaan atas harkat kemanusiaan serta mempatrikan rasa tanggungjawab guna mentransformasi hakikat nilai Islam menjadi ragam aksi nyata juang kemanusiaan, spirit keadilan serta pewarisan keteladanan, mendidik generasi agar menjadi insan yang memiliki kemapanan dan keimbangan kualitas diri, berupa keluasan cakrawala ilmu pengetahuan,kearifan dan kebijaksanaan serta ketaatan beribadah yang membuat generasi selalu terpaut untuk mengutamakan persiapan uhrawi tanpa melalaikan aktivatas duniawi,sehingga menjadikan mereka sebagai generasi handal, sanggup menata masa depan menjadi lebih baik dan dalam naungan Ridho Ilahi serta memiliki kepekaan rasa atas kekurangan sesama sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW .
Menurut Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah MUI Kabupaten Bima Dr. Salahuddin, M.Pd dalam taussiahnya menyampaikan terkait dengan napak tilas atas peristiwa Nabi Ibrahim dan keluarganya, sehingga ini menjadi laboratorium kehidupan umat manusia yang akan berlangsung sepanjang masa lewat rangkaian ibadah haji.
Dimana pada hari ini jamah haji dari berbagai penjuru dunia sedang melontarkan jumrah di mina sebagai symbol perlawanan kepada semua bentuk kemungkatan dan kezaliman di muka bumi ini. Begitupula terkait dengan IIdul Qurban bagi mereka hanya bisa disambut dengan tangis dan cucuran air mata yang tak kunjung kering, bagaikan tangisan siti hajar ketiak berlari – lari dari bukit safa dan marwa tujuh kali pergi pulang, mengejar kilauan fatamorgana yang disangka genangan air hanya untuk memenuhi kebutuhan bertahan hidup bersama anaknya ismail di tengah padang yang tandus.
Jika kita menengok sisi historis dari perayaan Idul Adha ini, maka pikiran kita akan teringat kisah teladan Nabi Ibrahim, yaitu ketika Beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail putranya, yang saat itu masih menyusu. Mereka ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun. Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruh menempatkan istri dan putranya yang masih bayi itu, ditempatkan di suatu tempat paling asing, di sebelah utara kurang lebih 1600 KM dari negaranya sendiri palestina. Tapi baik Nabi Ibrahim, maupin istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu dengan ikhlas dan penuh tawakkal. Ujarnya
Semoga dengan semangat idul qurban pada hari ini, hidup kita kedepan semakin bernilai untuk selalu berjuang dan berkorban dalam membangun bangsa ini untuk terhindar dari penyimpangan aqidah, penyimpangan moral dan akhlak. Kita jadikan momentum ini untuk dijadikan sebgai refleksi dalam mengkokohkan sikap kekayaan khasanah dan kearifan lokal yang berbingkai religius sebagai warisan islam turun temurun sejak masa kesultanan Bima yang teguh pada hukun syara dan kitabullah yang tetap terawatt sampai hari ini.
Selainjutnya pada momentum ini juga dibacakan rekapan hewan qurban tahun 2019 yang dibacakan oleh Ketua PHBI Kabupaten Bima Rahmi, S.Sos diantarnya bantuan dari pemerintah Kabupaten Bima 21 Ekor Sapi yang disalurkan untuk 18 Kecamatan, bantuan dari Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE berupa 20 Ekor Sapi yang disalurkan ke 18 Kecamatan, bantuan dari Bank NTB Syariah Cabang Bima sebanyak 4 ekor sapi, bantuan dari Gubernur NTB ebanyak 2 Ekor Kambing yang diperuntukan bagi warga masyarakat desa Runggu Kecamatan Belo serta bantuan 1 ekor kambing yang diperuntukan bagi desa Maria Kecamatan Wawo.(K001hum)
No comments