"Demokrasi milik kaum Kapital"
Oleh : Raihan Al - Afif
( Direktor Freedom Democracy Institute)
Mataram,KABAROPOSISI.Com--Membahas tentang demokrasi Memang tidak ada habisnya, sejarah dunia membuktikan bahwa dari sekian banyak ideologi dunia yang pernah di coba dari masa ke masa sejak zaman Yunani kuno, Demokrasi lah yang paling buruk, tetapi paling baik diantara ideologi yang pernah di coba dari masa ke masa pada zaman Yunani kuno.
Ide demokrasi lahir didasarkan atas dasar kehendak rakyat serta kebaikan umum, pada abad ke 18 para filsafat Demokrasi mendoktrin hak-hak demokratis terhadap setiap individu untuk berkumpul dalam rangka melaksanakan kehendak umum, demi tatanan sosial masyarakat yang berkeadilan.
Kehendak umum dari demokrasi merupakan landasan dasar dalam menguatkan ideologi demokrasi, sehingga tak heran negara Amerika Serikat adalah negara penganut ideologi demokrasi terbesar di dunia. Dengan modal sosiokapital terbesar, Amerika mampu meracik tatanan demokrasi sebagai ideologi dasar negara sekaligus menjadikan demokrasi sebagai pilar untuk menginvasi negara dunia ketiga.
Langkah strategis yang diambil Amerika menjadikan demokrasi banyak dianut oleh negara dunia ketiga atas dasar hak asasi manusia serta kebebasan sipil. Hal inilah yang memicu perkembangan demokrasi yang begitu cepat dianut oleh negara-negara dunia ketiga termasuk Indonesia.
Hegemoni demokrasi dikuatkan oleh peryataan presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln bahwa " Demokrasi harus lahir dari rakyat, untuk rakyat dan kepada rakyat. Perihal kemudian menjadikan demokrasi sebagai ujung tombak bagi kehendak umum.
Indonesia yang masuk dalam negara dunia ketiga adalah negara penganut demokrasi terbesar setelah Amerika, sehingga Indonesia pun masuk dalam radar invansi Amerika Serikat seperti yang dikatakan oleh George Kennan (Departemen Luar Negeri Amerika Serikat), "Negara dunia ketiga merupakan bagian dari proyek jangka panjang Demokrasi Amerika Serikat" . Negara dunia ketiga merupakan hasil bentukan Amerika dengan hegemoni Ideologi Demokrasi membawa pada radar invansi Amerika guna memeras kekayaan negara tersebut.
Kondisi tersebut jelas membawa dampak terhadap kemajuan negara dunia ketiga yang menganut paham demokrasi, pertumbuhan demokrasi tidaklah menjadi subur karna lorong demokrasi di tumbuhi oleh benih-benih ideologi lain yang mencari keuntungan dari kebebasan berdemokrasi.
Sejak kemunculan demokrasi tersebut, Sebenarnya Amerika melakukan hegemoni demokrasi pada dasarnya dengan tujuan agar mereka mampu menguasai seluruh kekayaan dunia, dengan tujuan memajukan kesejahteraan Ekonomi, politik serta militer Amerika Serikat. Namun seiring dengan perkembangan demokrasi, kini demokrasi telah berpindah haluan menjadi semi demokrasi junto kapitalisme.
Implikasi dari dari hal di atas adalah, keterlibatan publik dalam perencanaan dan implementasi kebijakan selalu terpinggirkan, inilah demokrasi yang telah dikendalikan oleh Kapitalis, sehingga melahirkan model demokrasi tup-down yang memberikan kontrol efektif kepada struktur kekuasaan atas koorporasi dan sekutu- sekutu mereka.
Kita bisa menilai, kemerosotan demokrasi sekarang merupakan program kejahatan Amerika Serikat demi meningkatkan taraf nya sebagai negara adikuasa. perihal demikian harus diakui bahwa demokrasi sudah menjadi tanaman layu, yang disebut oleh Thomas Jefferson sebagai " Institusi Bank dan perseroan kaya" menjadikan demokrasi sebagai bayang-bayang kepentingan bisnis besar. Hal demikianlah mendorong Kapitalisme tumbuh subur dalam lorong demokrasi.
Makna doktrin demokratisasi sama sekali berbeda, istilah tersebut merujuk pada sistem ketika keputusan dibuat oleh komunitas bisnis dan elit-elite terkait. Rakyat hanyalah penonton aksi dan bukan partisipan dari demokrasi. Masyarakat diperkenankan meratifikasi keputusan terbaik para elit dan memberi dukungan, tetapi tak boleh ikut campur dalam hal kebijakan publik.
Legitimasi demokrasi tidak diragukan lagi semenjak muncul doktrinasi Amerika terhadap dunia ketiga, proyek demokrasi merupakan proyek internasional yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis guna melancarkan kepentingan Ekonomi dunia Amerika Serikat. Sejak demikian demokrasi menjadi tanaman layu yang selalu dipenetrasi oleh negara elit kapital.
Tatanan serta tradisi demokrasi dari rakyat untuk rakyat dan kepada rakyat kini berpindah haluan dari kapital, untuk kapital dan kepada kapital. Rekontruksi demokrasi harus di tata ulang kedalam bentuk yang baru, sehingga melahirkan asas kebermanfaatan serta kesejahteraan bagi rakyat. Memahami dinamika demokrasi menjadi tradisi, tetapi demokrasi tidak ayal menjadi oligarki demi memangkas kehendak umum untuk kepentingan kapital.(***)
No comments