Refleksi Atas Kegagalan IDP-DAHLAN dalam Menjalankan Mandat Rakyat
"Rangga Ardiansyah"
(Fakultas Tehnik Unifersitas Islam Makasar)
Bima,Kabaroposisi.Com--Bima Ramah Merupakan Tagline yang di usung oleh IDP-DAHLAN tepat pada tahun 2015 lalu di panggung politik yang beriringan dengan pesta demokrasi 5 tahunan tersebut, melalui jargon tersebut di momentum Pilkada IDP-DAHLAN menghipnotis masyarakat BIMA untuk mengantarkan mereka pada tambuk kekuasaan tertinggi di Kabupaten Bima.
Sejenak kita mereflek kembali serta menganalisa proses perkembangan era kepemimpinan dari pasangan ini, problem pokok masyarakat masih sama saja dan belum menampakan perubahan yang drastis, malahan di mana-mana penindasan serta pengisapan hak-hak rakyat semakin tumbuh sumbur. Itu kemudian di buktikan dengan barometer janji politik yang sampai hari ini belum mampu untuk terealisasi serta kerusakan ekologis yang semakin menjadi.
Di Sektor Pertanian Menjadi Salah Satu contoh kegagalan IDP-Dahlan dalam menjalankan misinya, para petani dihadapkan dengan kelangkaan bahan untuk bercocok tanam serta harga jual yang begitu rendah, itu malah berbanding terbalik dengan mayoritas masyarakat BIMA yang menggantungkan hidupnya di wilayah pertanian.
Infrastruktur menjadi salah satu kendala dalam keperiodean ini, dimana pembangunan yang belum merata ditiap sektor sehingga menghambat perputaran ekonimi.
Di sektor Birokrasipun budaya KKN makin tumbuh subur ini membuktikan bahwa di Bima belum merdeka sepenuhnya, selepas dari sitem kerajaan yang di jalankan dimana praktek-praktek feodal dengan kepemilikan tanah oleh tuan tanah, dengan adanya sistem demokrasi seperti saat ini belum berarti praktek feodal telah berakhir dengan penguasaan tanah maupun birokrasi dari kalangan mereka sendiri.
Tidak heran ketika hari ini kita merayakan pesta demokrasi tapi memotong lidah mereka yang berani berkata jujur, mungkin sampai hari ini banyak yang menyatakan bahwa kepemimpinan IDP-DAHLAN sesuai dengan apa yang menjadi harapan rakyat. Tapi mari sama-sama kita katakan bahwa itu hanyalah sebuah ilusi semata yang ingin meng hegemoni kembali simpati dari hati rakyat.
Kita ketahui bersama bahwa akhir-akhir ini mereka selalu cari panggung dimana-mana setalah akan berakhirnya massa kekuasaannya, menjadi pertanyaan besar ketika 4 tahun kemarin mereka pergi kemana meninggalkan jeritan rakyat di setiap pelosok, apakah menyerap aspirasi para tuan tanah?.
Saya hari ini (M Nor Rangga Andriansyah) sebagai mahasiswa bima yang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di makassar berani memberikan sikap bahwa BIMA RAMAH adalah sebuah konsep yang penuh dengan fantastis, menawarkan kegemilangan sehingga memberi sebuah penghianatan atas kepercayaan.(***)
No comments