Ditengah Pandemi Covid-19, Keresahan Peternak Sapi Bayar Bank Muncul
Bima,KABAROPOSISI.Com--Ditengah Pandemi Covid-19, para peternak Sapi yang biasa berbisnis ke Jakarta terancam gagal bayar cicilan Bank seperti waktu yang ditentukan Mei ini. Peristiwa ini terjadi di Monta kabupaten Bima, pasalnya barang yang mereka beli dan dipelihara untuk dibawa ke Jakarta terancam gagal dan harga jatuh.
Mirisnya lagi, beberapa peternak yang mengunakan modal bank melalui Dana KUR terancam rugi dan berimbas mereka akan coba minta penundaan bayar angsuran (cicilan Bank), ujar Majid Asal Monta, senin (18/5) sore hari.
Dikatakannya, Akibat dampak virus corona atau Covid -19, Ribuan Nasabah kredit usaha rakyat (KUR) disektor peternak sapi di desa Tangga Kecamatan Monta Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku pada tahun 2020 ini dipastikan gulung tikar. Pasalnya menurut Abdul Majid ternak sapi mereka tak ada yang laku juga harganya murah," katanya.
Abdul Majid menceritakan, Peternak membeli bibit sapi per ekornya dengan harga Rp 13 juta namun setelah dirawat 4-5 bulan justru sapi mereka terjual dengan harga yang sangat murah yaitu seharga Rp 9 juta. Dibanding tahun lalu sebelum pandemi harga per ekor sapi terjual di DKI seharga Rp 19 juta bahkan laku sampa 20 juta-an.
"Harga sapi dibeli 13 juta tapi harga jual 9 juta, itupun mereka pelihara 4-5 bulan. Akibat dampak Virus Corona sehingga para peternak KUR Sapi tak bisa membawa sapi keluar DKI," terang Majid.
Selain itu, para peternak sapi diresahkan karena harus membayar bunga pinjaman Bank. Sebab modal mereka dari pinjaman dana kredit usaha rakyat (KUR) ternak sapi dari bank BNI. Peternak mengambil pinjaman bervariasi, kisaran pinjaman ada yang 15 juta sampai dengan 20 juta sejak Januari 2020 dan mereka harus melunasi bunga dan pinjaman Bank pada November 2020 mendatang.
Disisi lain, para peternak diminta oleh Bank melalui kelompok ternak untuk segera melunasi bunga Bank pada bulan Mei 2020 ini. Hal tersebut membuat para peternak resah serta gelisah lantaran dipaksa untuk segera melunasi bunga pinjaman seperti yang diminta oleh Bank," Tandas Majid.
Majid mengharapkan adanya pengertian dan keringanan dari pihak Bank agar bunga dan pinjaman ditunda pembayarannya sampai keadaan pulih kembali atau sampai berakhirnya Pandemi.
"Harapannya, masyarakat minta ditunda pembayaran bunga uang pinjaman tahun baru dibayar, karena sekitar ribuan kepala keluarga resah dengan adanya penagihan oleh Bank BNI," ungkap Majid.
Dia menegaskan, para peternak bingung mau bayar pakai apa bunga dan pinjaman Bank, sementara buat makan sehari -hari ditengah pandemi sangat sulit.
Dia juga berharap kepada pemerintah serta presiden untuk mencarikan jalan keluar yang terbaik yaitu menunda pembayaran bunga dan pinjaman Bank.Sementara pihak Bank belum berhasil dikonfirmasi hingga berita ini diturunkan dan coba di telpon juga belum diangkat serta dichat melalui via Whatshapp.(KO1)
Mirisnya lagi, beberapa peternak yang mengunakan modal bank melalui Dana KUR terancam rugi dan berimbas mereka akan coba minta penundaan bayar angsuran (cicilan Bank), ujar Majid Asal Monta, senin (18/5) sore hari.
Dikatakannya, Akibat dampak virus corona atau Covid -19, Ribuan Nasabah kredit usaha rakyat (KUR) disektor peternak sapi di desa Tangga Kecamatan Monta Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku pada tahun 2020 ini dipastikan gulung tikar. Pasalnya menurut Abdul Majid ternak sapi mereka tak ada yang laku juga harganya murah," katanya.
Abdul Majid menceritakan, Peternak membeli bibit sapi per ekornya dengan harga Rp 13 juta namun setelah dirawat 4-5 bulan justru sapi mereka terjual dengan harga yang sangat murah yaitu seharga Rp 9 juta. Dibanding tahun lalu sebelum pandemi harga per ekor sapi terjual di DKI seharga Rp 19 juta bahkan laku sampa 20 juta-an.
"Harga sapi dibeli 13 juta tapi harga jual 9 juta, itupun mereka pelihara 4-5 bulan. Akibat dampak Virus Corona sehingga para peternak KUR Sapi tak bisa membawa sapi keluar DKI," terang Majid.
Selain itu, para peternak sapi diresahkan karena harus membayar bunga pinjaman Bank. Sebab modal mereka dari pinjaman dana kredit usaha rakyat (KUR) ternak sapi dari bank BNI. Peternak mengambil pinjaman bervariasi, kisaran pinjaman ada yang 15 juta sampai dengan 20 juta sejak Januari 2020 dan mereka harus melunasi bunga dan pinjaman Bank pada November 2020 mendatang.
Disisi lain, para peternak diminta oleh Bank melalui kelompok ternak untuk segera melunasi bunga Bank pada bulan Mei 2020 ini. Hal tersebut membuat para peternak resah serta gelisah lantaran dipaksa untuk segera melunasi bunga pinjaman seperti yang diminta oleh Bank," Tandas Majid.
Majid mengharapkan adanya pengertian dan keringanan dari pihak Bank agar bunga dan pinjaman ditunda pembayarannya sampai keadaan pulih kembali atau sampai berakhirnya Pandemi.
"Harapannya, masyarakat minta ditunda pembayaran bunga uang pinjaman tahun baru dibayar, karena sekitar ribuan kepala keluarga resah dengan adanya penagihan oleh Bank BNI," ungkap Majid.
Dia menegaskan, para peternak bingung mau bayar pakai apa bunga dan pinjaman Bank, sementara buat makan sehari -hari ditengah pandemi sangat sulit.
Dia juga berharap kepada pemerintah serta presiden untuk mencarikan jalan keluar yang terbaik yaitu menunda pembayaran bunga dan pinjaman Bank.Sementara pihak Bank belum berhasil dikonfirmasi hingga berita ini diturunkan dan coba di telpon juga belum diangkat serta dichat melalui via Whatshapp.(KO1)
No comments