Ironis, Empat Tahun Pagar Sekolah Rubuh Pemda Tutup Mata

foto: Situasi Pagar SMP N 2 Sanggar Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima-NTB.
Bima,KABAROPOSISI.Com--Ironis keadaan pagar sekolah SMP N 2 Sanggar, Kabupaten Bima 2016 lalu dihantam banjir bandang dan selalu disampaikan ke pemerintah daerah akan kondisi ini. Sekolah yang berlokasi di watasan Oi Saro, Desa Piong, Kecamatan Sanggar, dengan ruangan 6 kelas 134 siswa  berada di desa terpencil di wilayah kecamatan Sanggar kabupaten Bima. 

Di Desa itu juga belum memiliki Tower Telkomsel, sehingga jaringan internet pun tidak ada. Sekaligus gedung sekolah tersebut perlu ditambah lagi demi mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Hal itu diungkap Kepala SMPN 2 Sanggar, Sahlan, S.Ag., M.Pdi, Sabtu (2/5).

Dikatakan kasek, bahwa pagar itu usianya sudah 10 tahun lamanya. Itu dibangun kepala sekolah jauh hari sebelum dirinya saat ini. Adapun anggaran APBD, APBD 1 serta APBN buat bangun Pagar dirinya benar benar tak tau, saya tidak tahu karena saya orang baru di sekolah ini," katanya.
Sahlan berharap, Agar pemerintah daerah melalui Dinas Dikdubpora peduli atas pagar sekolah agar diperbaiki kembali. Selain itu bangunan baru juga dibutuhkan SMP N 2 Sanggar,". Harapnya.

Sambung Sahlan, Imbas dari robohnya pagar setinggi tiga meter dan sepanjang 80 meter itu membuat pihak sekolah kewalahan menjaga hewan ternak yang memasuki lingkungan sekolah,". Akurnya.

Lanjutnya, bukan saja hal tersebut diatas bayangkan saja setiap guru dan pegawai datang sekolah selalu dihadapkan dengan berbagai kotoran hewan. Baik di halaman maupun di berbagai teras sekolah," tuturnya.

Sahlan mengaku pihak sekolah juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan untuk hal perbaikan pagar itu. "Saya sudah lapor ke Dinas Pendidikan. Dinas pun sudah datang meninjau," harapnya," Akurnya.

Sahlan menambahkan, selain ia menghadapi kondisi pagar sekolah, juga masalah pembelajaran siswa di tengah pandemi covid-19, karena tidak ada sinyal internet. Parahnya lagi, selain tidak ada sinyal, siswa tidak memiliki Handphone Android untuk belajar secara daring.

"Pihak sekolah belum mampu memasang Wi-fi. Sehingga siswa hanya belajar lewat LKS atau lembaran tugas siswa dibawa dari rumah ke rumah oleh Staf Tata Usaha. Sehingga atas keluhan itu semua kiranya diatensi pemerintah, khususnya Pak Mendikbud kita, ini"tutup Sahlan.(K001)

No comments

Powered by Blogger.