Makelar (Broker) Demokrasi

Adhar Leviathan
Bima,KABAROPOSISI.Com--Ketika arah pandang berbeda-beda maka semuanya tidak lainya dengan partikel-partikel kecil yang membumbung diudara tidak terara kemana tiupan angin membawanya begitula Negri kalau dipenuhi dengan konsep-konsep kepentingannya hanya melibatkan libido kasta keuntungan oknum.

Cenderung desawa namun masih labil, cenderung ilmiah padalah bau busuk menyengat, mengharuskan tinbunya Friksi di tenga gelombang ancaman ekonomi yang merosot dan kekacauan global. Filantropi layu terkisi berubah menjadi Lidah-Lidah kotor yang di penuhi lumpur.

Di tengah kegaduhan bukan mencari solusi melainkan menciptakan suasana yang lebih Extrim dengan dalil Kebenaran mutlak yang dia pegan; Sehingga menimbulkan istila-istilah baru. Kerangka ini tumbuh bersamaan dengan kebebasan mengambil keputusan sendiri dalam setiap situasi yang dihadapi (Diskresi) Tanpa memilah unsur berdasarkan fakta (De Factor).

Hegemoni politik akan menjadi bumerang kalau tidak melibatkan akal sehat dalam bertindak tidak lagi bicara konsep dan gagasan hanya melibatkan pendekatan kepentingan dan firasat kebutuhan pribadi,Bahkan akan terkonseptual dan tersusun secara struktural bibit-bibit baru yang siap bungkam dan apatis terhadap keadaan sosial.

Sebuah falsafah bangsa akan tergadaikan ketika prespektif demokrasi tidak lagi menjadi buah bibir masyarakat, di mana turunnya nilai,penyusutan nilai "Depresiasi" yang kian nampak di setiap perwujudan Demokrasi di sebapkan oleh pengaruh Politik kepentingan yang notabenenya membawa nama rakyat demi kepentingan pribadi atau kelompok/golongan.

•KBBI Demokrasi memiliki dua arti.
   ---Demokrasi merupakan suatu bentuk atau sistem pemerintahan dimana seluruh rakyatnya ikut memerintah,yaitu melalui perantara
wakil-wakil mereka.
  ---Demokrasi merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban, serta perilaku yang sama bagi semua warganegara.

Dalam Pandangan tersebut tentu mempunyai substansi yang sangat singnifikan demi terwujudnya kesetaraan berpendapat dalam berpartisipasi mewujudkan apa yang menjadi cita-cita negara bukan sebaliknya menciptakan pepecahan,pergeseran yang menimbulkan perbedaan pendapat (Friksi) kepentingan Pribadi dan Golongan.
Di era Globalisasi ini pertentangan ide dan gagasan bukan lagi dijadikan sebua bahan mentah yang siap diolah menjadi sebuah konsep untuk Membangun pradaban yang beradab, melainkan menciptakan Konflik sosial.(***)

No comments

Powered by Blogger.