PERUBAHAN: Kita Mau Kemana? Kekuasaan ada ditangan rakyat !!

Ashar S Yaman
PA GmnI NTB 

Bima,KABAROOPOSISI.Com--Perubahan itu bukan kalimat yang dipungut disurga, tetapi satu energi dan semangat perjuangan yang lahir dari tenaga rakyat untuk menyusun kekuasaan, perubahan itu adalah tafsir massa atas keadaan, menjadi energi yang dahsyat untuk menggulingkan regim dan kekuasaan yang lalai atas tugas sejarahnya sebagai pembebas, namun watak tubuh politik (birokrasi, sistem dan nilai) tergantung dari watak penguasa, untuk itu massa rakyat menggaungkan perubahan, ada perjuangan ada tokoh politik, maka perubahan itupun menjadi mungkin dan realistis untuk diadakan, meskipun status quo masih beranggapan bahwa "perubahan" itu hanyalah sebuah ilusi politik massa belaka.

"Perubahan dari pemimpin perempuan menjadi pemimpin laki-laki" diucapkan oleh pasangan SYAFAAD di depan warga desa kananga pada saat silaturahmi akhir Mei kemarin, sontak pernyataan ini dibully oleh pendukung petahana sebagai pernyataan yang dangkal dan simplistik, sebagai kalimat pernyataan SYAFAAD ini seperti puisi, tetapi sebagai bahasa propaganda politik, kalimat ini sangat radikal untuk merubah persepsi publik terhadap eksistensi kepemimpinan perempuan dalam politik, alat Uji politik IDP sebagai perempuan dinilai publik "Gagal" menjalankan visi emansipatorisnya sebagai pemimpin perempuan yang membebaskan rakyat dari kemiskinan, pengangguran, KDRT, kekerasan komunal, human traficking (perdagangan manusia), konflik horisontal, keberpihakan pada petani, nelayan dan kaum marginal  nyaris alpa dari fokus Pemerintahan IDP untuk dituntaskan secara konseptual dan gradual, kealpaan ini membuktikan bahwa Visi Bima RAMAH (religius, aman,makmur, amanah, harmonis) gagal dalam praktek, dan menjadi rapor merah pemerintahan IDP selama 4 tahun ini.

Aina" PAKARO" (Jangan Kurang ajar) diucapkan oleh IDP dihadapan ratusan petani desa Timu dalam aksi demontrasi menuntut agar pemerintah daerah mengatasi kelangkaan pupuk dan penjualan pupuk diatas harga HET, kalimat PAKARO menunjukan pada publik bahwa RAMAH sebagai visi dan Renstra politik IDP hanya sebagai sebuah kalimat singkatan tanpa dipahami dan diinternalisasi oleh IDP, kalimat Aina PAKARO itu menunjukan bahwa IDP tidak mengerti sama sekali tentang Bima Ramah yang menjadi visi perjuangan politiknya sendiri, melanggar etika komunikasi publik tanpa kemauan dan kesadaran sama sekali untuk meminta maaf kepada publik yang dilukai dengan pernyataan Itu.

Kenapa manusia menginginkan perubahan dan senantiasa ingin berubah? Keadaan dan tafsir massa atas keadaan, ketertindasan, ekploitasi, perampasan hak publik, kesewenang-wenangan birokrasi, supremasi hukum yang tidak proporsional, dominasi yang memasung kebebasan, hegemoni atas kekuasaan politik dan ekonomi, problem dasar manusia akan sandang, pangan, papan yang tidak diakomodir dalam kebijakan anggaran, politik kroni, korupsi, kolusi dan Nepoteisme, terpusatnya kekuasaan ditangan seseorang dan keluarga tertentu, tersumbatnya saluran komunikasi dialektis antara petani, nelayan dengan kekuasaan politik  pemerintahan dan seabrek problem sosial yang mandek karena tidak adanya Political Will (kemauan politik) dari pemerintah (eksekutif, legislatif) untuk dituntaskan dan dieleborasi sebagai kebijakan dan keberpihakan  negara.

Sejarah perubahan didunia selalu berawal dari keadaan penindasan dan eksploitasi oleh kelas yang memerintah terhadap kelas yang diperintah, berlawanan antara kelompok kekuasaan dan kelompok yang dikuasai, ini sejarah dialektika perubahan, SYAFAAD hadir ditengah panggung politik sebagai pemimpin politik massa yang tengah menghadapi keadaan ketertindasan dan ekploitasi, dalam demokrasi perubahan mendasar hanya bisa dihadirkan lewat perjuangan politik legal konstitusional, mengalirnya dukungan publik kepada pasangan SYAFAAD karena adanya tafsir massa atas keadaan ketertindasan dan ekploitasi yang mereka alami oleh kelompok yang sedang dan tengah "berkuasa".

Tulisan ini hanya berupa abstraksi untuk menggambarkan  bahwa perubahan itu lahir dari cita-cita massa rakyat atas tafsir terhadap keadaan yang melingkupinya, saya membatasi untuk tidak membahas sejarah perubahan, Yunani, timur tengah, Eropa, Eropa kontinental, Rusia, Italia, Jerman, turki Ottoman, Turki ustmani, negara dan kerajaan-kerajaan Nusantara, hampir sisetiap negara dan pemerintahan perubahan itu selalu lahir dari cita-cita massa, kekuatan perubahan itu selalu lahir dari kemampuan menyusun tenaga rakyat untuk berjuang menumbangkan kekuasaan formal secara legal konstitusional bersama pemimpin politik dari massa rakyat itu sendiri.

Bagaimana mengadakan perubahan politik dan apa itu perubahan? Ya dijawab pasangan SYAFAAD sederhana "perubahan dari pemimpin perempuan menjadi pemimpin laki-laki" karena situasinya tidak pada tempat untuk memaparkan visi perubahan secara terukur dan sistematis, visi politik itu dipaparkan di depan KPUD dalam pemaparan visi misi dan debat terbuka.(***)

No comments

Powered by Blogger.