Kota Mataram Butuh Yang Berpengalaman
MATARAM,KabaroposisiNTB.Com--Melihat sudut-sudut Kota Mataram begitu ramai dengan berbagai baliho, promosi calon wali kota dan wakil wali kota mulai bermunculan di berbagai sudut kota dan kelurahan.
Diantara calon kepala daerah yang muncul, perhatian pada H Mohan Roliskana (HMR) dan TGH Mujiburrahman (HARUM) tentu lebih utama. Kenapa lebih utama?
Pasangan ini jelas bukan "pemain baru" di Kota Mataram. Baik Haji Mohan ataupun TGH Mujib amat mengenal kondisi ibukota NTB. Tak butuh banyak identifikasi atau uji coba program ketika memimpin kelak. Jelasnya.
Haji Mohan yang saat ini masih Wakil Wali Kota Mataram, dua periode alias sepuluh tahun mengawal perkembangan Kota Mataram. Darah kepemimpinan mengalir dari ayahanda tercinta, Haji Muhammad Ruslan yang sebelumnya adalah Wali Kota Mataram dua periode.
Bila Sang Ayah dikenal sebagai Bapak Pembangunan Kota Mataram, maka Sang Putra dikenal sebagai perintis gerakan. Ide-ide Haji Mohan selama menjadi Wakil Wali Kota Mataram banyak mewarnai pembangunan. Mulai perhatian kepada ruang kreativitas anak muda, penataan pedagang kaki lima, penataan ruang publik, sampai langkah sosial membangun kolektivitas warganya. Selalu yang diungkapkannya di banyak kesempatan, ia ingin Kota Mataram menjadi kota yang nyaman bagi warganya.
Bagaimana dengan TGH Mujiburrahman? Ibarat dua sisi keping mata uang, TGH Mujib bukan orang baru dalam pembangunan Kota Mataram.Ia sudah beberapa periode menjadi wakil rakyat di DPRD Kota Mataram. Sebagai tokoh agama yang kerap berinteraksi dengan masyarakat, TGH Mujib sanggup menyalurkan segala keinginan masyarakat di gedung parlemen. Tak jarang, TGH Mujib langsung menyampaikan kepada mitranya di legislatif.
Enam kecamatan dan 50 kelurahan silih berganti dikunjungi selama mengisi pengajian. Berbicara Kota Mataram bagi TGH Mujib sudah bukan lagi di level wacana melainkan aplikasi. Memecahkan segala problematika di masyarakat. Dan, memenuhi segala keinginan publik.
Sampai disini paham? Harus paham. Ibarat mobil rusak masuk bengkel, tak ada waktu lagi buat montir belajar ilmu mekanik atau coba-coba memperbaiki mobil. Montir berpengalaman yang bisa segera memperbaiki mobil amatlah penting. Butuh segera jalan dan berkeliling.
Usia kota hampir memasuki tiga dekade. Tak ada waktu lagi berwacana dan berencana. Butuh segera beraksi membangun Kota Mataram. Pemimpin yang sudah berpengalaman amat dibutuhkan. Kita semua inginkan ibukota NTB ini segera menjadi seperti kota-kota besar lain di Indonesia.
Lalu ada di posisi mana anda? Mari bergabung bersama kami para Pejuang Mataram HARUM. Bersama kita rapatkan barisan. Mari berjuang bersama HARUM. Tuturnya.(KO.O6)
Diantara calon kepala daerah yang muncul, perhatian pada H Mohan Roliskana (HMR) dan TGH Mujiburrahman (HARUM) tentu lebih utama. Kenapa lebih utama?
Pasangan ini jelas bukan "pemain baru" di Kota Mataram. Baik Haji Mohan ataupun TGH Mujib amat mengenal kondisi ibukota NTB. Tak butuh banyak identifikasi atau uji coba program ketika memimpin kelak. Jelasnya.
Haji Mohan yang saat ini masih Wakil Wali Kota Mataram, dua periode alias sepuluh tahun mengawal perkembangan Kota Mataram. Darah kepemimpinan mengalir dari ayahanda tercinta, Haji Muhammad Ruslan yang sebelumnya adalah Wali Kota Mataram dua periode.
Bila Sang Ayah dikenal sebagai Bapak Pembangunan Kota Mataram, maka Sang Putra dikenal sebagai perintis gerakan. Ide-ide Haji Mohan selama menjadi Wakil Wali Kota Mataram banyak mewarnai pembangunan. Mulai perhatian kepada ruang kreativitas anak muda, penataan pedagang kaki lima, penataan ruang publik, sampai langkah sosial membangun kolektivitas warganya. Selalu yang diungkapkannya di banyak kesempatan, ia ingin Kota Mataram menjadi kota yang nyaman bagi warganya.
Bagaimana dengan TGH Mujiburrahman? Ibarat dua sisi keping mata uang, TGH Mujib bukan orang baru dalam pembangunan Kota Mataram.Ia sudah beberapa periode menjadi wakil rakyat di DPRD Kota Mataram. Sebagai tokoh agama yang kerap berinteraksi dengan masyarakat, TGH Mujib sanggup menyalurkan segala keinginan masyarakat di gedung parlemen. Tak jarang, TGH Mujib langsung menyampaikan kepada mitranya di legislatif.
Enam kecamatan dan 50 kelurahan silih berganti dikunjungi selama mengisi pengajian. Berbicara Kota Mataram bagi TGH Mujib sudah bukan lagi di level wacana melainkan aplikasi. Memecahkan segala problematika di masyarakat. Dan, memenuhi segala keinginan publik.
Sampai disini paham? Harus paham. Ibarat mobil rusak masuk bengkel, tak ada waktu lagi buat montir belajar ilmu mekanik atau coba-coba memperbaiki mobil. Montir berpengalaman yang bisa segera memperbaiki mobil amatlah penting. Butuh segera jalan dan berkeliling.
Usia kota hampir memasuki tiga dekade. Tak ada waktu lagi berwacana dan berencana. Butuh segera beraksi membangun Kota Mataram. Pemimpin yang sudah berpengalaman amat dibutuhkan. Kita semua inginkan ibukota NTB ini segera menjadi seperti kota-kota besar lain di Indonesia.
Lalu ada di posisi mana anda? Mari bergabung bersama kami para Pejuang Mataram HARUM. Bersama kita rapatkan barisan. Mari berjuang bersama HARUM. Tuturnya.(KO.O6)
No comments