Alami Gagal Ginjal, Kakek Hima Asal Runggu Hanya Bisa Berbaring Lemah
Bima,KabaroposisiNTB.Com--Malang nian nasib Kakek Abdurahman Murtala (60) Warga desa Runggu, Kecematan Belo alias Hima Runggu,pria ini di diagnosa penyakit gagal ginjal sejak tahun 2020 Januari lalu, akibat terbatasnya biaya terpaksa dirawat dirumahnya tanpa pendamping tenaga medis.
Sekian lama menahan rasa sakit, dirinya mencoba memeriksa penyakit dialaminya, berdasarkan hasil Diagnosa, memiliki gagal ginjal dengan kondisi badan membengkak seluruh tubuhnya.
"Awalnya kakek merasa sakit pinggang terasa remuk,semua terasa bengkak bahkan perut membusung,"jelas adik kandungnya Sarinah dirumahnya Sabtu (20/01/21).
Petani serabutan ini, dulunya bekerja di Kecematan Hu,u Kabupaten Dompu sejak tahun 1991 sebagai tenaga serabutan penjaga kebun, milik salah satu Bule, Lantaran penyakit dialaminya semakin besar, dirinya pulang ke kampung halaman desa Runggu dibantu adiknya.
Dijelaskan kerabatnya, awalnya Hima waktu tinggal di kediaman Bos nya di Kecematan Hu,u tidak sengaja meminum air yang berada dalam gentongan yang ternyata didalam itu terdapat sisa solar,karena merasa kehausan berat dia langsung meminum tanpa dirasa disitulah awal mulanya penyakit datang urai Sarinah.
Tinggal jauh dari kawasan kampung membuat semua terbatas, sehingga tanpa sengaja meminum air tersebut membuat kondisinya miris, menjadi beban penyakit dialaminya.
Hidup tanpa memiliki istri menjadi beban baginya hingga saat ini dirinya tidak memiliki BPJS, lantaran keuangan dimilikinya tidak mencukupi untuk kehidupan sehari hari.
"Yang lebih parahnya lagi,kondisinya sangat memprihatikan,alat kelaminnya membengkak,dan seluruh bagian kaki dan tangan tak kuasa berjalan sebagaimana mestinya,"jelasnya.
Dirinya berharap,agar Pemerintah desa, Kecematan Hingga daerah untuk bisa membantu kondisinya yang sangat memprihatikan,kepada dermawan agar bisa meringankan beban kondisinya saat ini memang dalam keadaan begitu parah.
Sebagai informasi,saat ini Kakek Hima tidak memiliki anak dan istri saat ini korban hanya dibantu sanak keluarganya, keterbatasan biaya menjadi beban untuk mengobati penyakitnya.(RED.KO.O1)
No comments