Ashar S Yaman : Runtuhnya Moralitas Serambi Mekah Dengan Berbagai Fenomena
foto: Ashar S Yaman Ketua Persatuan Alumni GMNI Bima Raya. |
Bima,KabaroposisiNTB.Com--Ashar S Yaman Ketua Persatuan Alumni GMNI Bima Raya menilai Bima yang dikenal dengan sebutan Serambi Mekah kian runtuh moralitasnya, dengan berbagai peristiwa yang terjadi saat ini.
Kata dia, Sebagai daerah kita tidak hanya bangkrut secara politik, ekonomi dan kebudayaan, kita juga telah bangkrut secara moral, kebangkrutan moral itu justru terjadi pada saat kepemimpinan politik ada ditangan kaum perempuan sendiri," ungkapnya.
"bayangkan saja dalam 4 tahun terakhir ada berapa banyak kasus kejahatan seksual yang menimpa gadis remaja, ibu-ibu muda, anak-anak dibawah umur bahkan balita, ia perempuan politik diam dan bisu takkala kaumnya ada pada kondisi dimarginalkan dan ditindas secara psikologis, emosi dan seksual," ujar ketua Alumni GMNI Bima Raya ini.
"Moralitas akhirnya menjadi kata kunci yang ramai diperbincangkan hari ini, mulai dari Pelakor yang diafiliasikan dengan keluarga berkuasa dalam berita viral skandal Marina Inn, seorang kakek yang mencabuli bocah usia 4 tahun, seorang ibu dihamili anak kandungnya, hingga seorang ayah yang tega setelah menghamili putri kandungnya memaksa putrinya berhubungan dengan orang gila," tuturnya.
Dikatakannya, Sebuah ironi perilaku amoral dan asusila ini justru dipertontonkan secara vulgar disebuah daerah yang selalu hadir dengan tema moral, religius dalam politik dan kebudayaan," paparnya.
Mirisnya lagi, Peristiwa amoral yang diekspose diruang publik tidak sama sekali direspon oleh pejabat publik, tidak dikecam sebagai kejahatan, pejabat publik diam seribu bahasa," tuturnya.
"publik wajar menuntut kepala pemerintahan bersuara atas perilaku penyimpangan moral warga negara, karena disetiap kampanye MORAL dan tema religius adalah jargon utama untuk meminta dukungan politik segmen pemilih religius," akur Ashar S Yaman.
Sementara Bima dalam banyak catatan disebut sebagai serambi mekah ke 2 setelah Nangru Aceh Darussalam, ditulis berulang-ulang, tentang ketaatan terhadap agama, sikap patuh terhadap tradisi, menjunjung tinggi nilai yang spiritnya mengandung nilai-nilai Islam, namun dalam peristiwa asusila dan amoral semua bungkam, seolah-olah peristiwa amoral itu sebagai peristiwa yang tidak terhubung dengan sistem yang lain," ungkap dengan nada heran.
Lanjutnya, seolah-olah peristiwa amoral itu hanya sebatas domain pribadi pelaku tanpa berakibat pada sistem sosial dan budaya, tidak adanya respon pemerintah dan lembaga keagamaan dalam kasus amoral yang memalukan ini justru akan berdampak pada semakin masifnya perbuatan serupa," Tegas Ashar S Yaman.
"Sebuah daerah dengan tradisi paternalis dan tricle down macam Bima ketegasan sikap pimpinan daerah dan pimpinan lembaga keagamaan dalam mengecam keras tindakan amoral sangatlah penting, tetapi jangankan membuat pernyataan merespon perilaku amoral, untuk sekedar tahupun mereka enggan," ini sangat Miris dengan nada kecewa dia sampaikan.
Seharusnya "kita" berdaerah ditengah kepemimpinan politik perempuan haruslah lebih peka terhadap perilaku penyimpangan dan kejahatan seksual, karena hampir bisa dipastikan korban dari kejahatan seksual adalah kaum perempuan," pintanya.
"Dirinya menulis ini mungkin akan membuat budak kekuasaan naik pitam, tapi bagaimana lagi itulah adanya fakta, dalam satu Minggu terakhir saya berharap ada kecaman atau perintah dari Bupati Bima sebelum demisioner," jelasnya.
Ditegaskan dia, Minimal Bupati Bima mengajak dan menghimbau semua elemen masarakat agar ikut menjadi penjaga moral, memerintahkan kepolisian agar menegakkan hukum seadil-adilnya, menyatakan dirinya prihatin atas perilaku bar-bar warga negara dan memahami suasana kebatinan publik.
"Selain itu rasa marah, was-was dan takut, karena bisa saja kejahatan seksual menimpa anak-anak kita, saudara perempuan kita atau bahkan ibu kita, saya berhari-hari hunting informasi mencari berita pernyataan pimpinan daerah dan pimpinan lembaga keagamaan tentang kejahatan seksual, semua nihil," cetus Ashar S Yaman.(RED,KO.O1)
No comments