Refleksi "Hari Perempuan Internasional (International Women's Day)"

Malang,KabaroposisiNTB.Com--Pada kesempatan kali ini, tepatnya pada perayaan Hari Internasional Perempuan. Bagi kita, tentunya sudah menjadi sebuah keharusan untuk sejenak kita merefleksikan kembali jejak para perempuan-perempuan tangguh yang selalu komitmen melakukan gerakan pembaharuan, baik dalam mempertahankan status kehormatan keperempuanannya (kesucian), moralitas kemanusiaan (kesetaraan) maupun dalam mempertahankan (kritis terhadap konsep ketauhidan). Demikian dikatakan Mulyadin Mahasiswa Madapangga, yang menimba ilmu di Kampus Unisma Malang, Senin 8 Februari 2021.

Kata dia, Melalui tulisan ini, setidaknya kita semua bisa saling mengingatkan Untuk sejenak merefleksikan kembali ingatan kita terhadap kisah-kisah heroik penuh inspiratif," ungkapnya.

"Kisah yang menurut penulis cukup relevan dengan konteks saat ini. Apalagi dengan melihat kondisi Sosial-kemasyarakatan yang kian hari semakin terkikis nilainya, hal ini di tandai dengan masih cukup tingginya kasus kekerasan terhadap Perempuan Baik secara fisik maupun psikis," tutur Mulyadin.

Disisi lain, Berdasarkan laporan Kementrian Pembinaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), kasus Januari-juli 2020 terdapat 2.556 anak korban kekerasan seksual. (Siaran Compas. Com)," terangnya.

Sementara, data Polri Januari-juni, 2020. Yang di kutip "Media Indonesia", 16 November 2020. Terdapat 6.250 kasus. Dengan rincian KDRT dan kekerasan seksual 1.800 an, persetubuhan 1.600 an, pencabulan 1.300 an, pemerkosaan 600 San dan eksploitasi terhadap anak 100 san ( "Media Indonesia", 16 November 2020). 

Dikatakannya, Tentunya angka ini, cukup mencederai nurani kemanusiaan kita. Itupun, belum termasuk kasus-kasus di berbagai daerah, yang mungkin belum terinput secara keseluruhan," kata Mahasiswa asal Desa Woro kecematan Madapangga, kabupaten Bima, NTB ini.

"Kasus ini pun dapat di pantau karena ada laporan, bagaimana kasus yang di selesaikan dengan cara arbitrase (kekeluargaan) ataupun yang tidak di ketahui oleh pihak keluarga atau masyarakat, semua peristiwa diatas itu sungguh mengerikan kondisi kita saat ini," Tandas Mulyadin.

Melihat kasus di atas, setidaknya kita harus belajar dari perempuan-perempuan tangguh pejuang kemanusiaan sebut saja: ada Bunda Teresa, sang misionaris yang begitu sabar menyebarkan ajaran cinta kasihnya dan mengabdikan diri untuk melayani orang-orang miskin, sakit dan menyantuni anak-anak yatim di India. Kemudian ada, Nawal El-sadawi, Perempuan tangguh yang begitu keras menentang budaya Patriarki di Arab. Bahkan beliau pernah memimpin "Arab women's solidarity association" Yang terus menggaungkan tentang "Femisime". 

Melawan eksploitasi terhadap perempuan, apalagi perempuan di pandang sebagai subordinasi (perempuan selalu di nomor duakan dengan laki-laki). Atas gerakan-gerakan tersebut, beliau di penjarakan bahkan tulisan-tulisan beliau dilarang untuk di edarkan. Kalau di Indonesia ada sosok Kartini yang mencoba mendobrak tembok-tembok pembatas atas ketidakadilan terhadap kaum perempuan. 

Perempuan selanjutnya adalah perempuan yang sudah di jamin Allah masuk Surga yaitu, ada Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulullah SAW, Khadijah binti Khuwailid dan Asiyah (Hadist). Tentunya pada 4 tokoh yang disebutkan dalam hadist tersebut mempunyai sejarahnya masing-masing. 

Maryam misalnya, sosok  perempuan suci yang begitu sabar menerima cobaan, apalagi terus di fitnah oleh kaum Yahudi ketika sedang mengandung Nabi Isa AS. Fatimah Azzahra perempuan yang pernah memimpin perang, dan sosok yang menjadikan lingkungan keluarga sebagai Rumah Cinta. 

Bahkan ketika Khadijah wafat, pada Fatimah lah Rasulullah menjadikan sebagai sandara ketika menerima beban yang cukup berat. Kemudian Khadijah saudagar kaya raya yang merelakan seluruh kekayaannya untuk membiayai dakwah Rasulullah, pada sosok beliau juga kita dapat belajar tentang kesetiaan, kesabaran bahkan pengorbanan. 

Apalagi ketika Rasulullah sedang melakukan perdagangan dan melakukan dakwah yang memakan waktu berbulan-bulan. Dan Asiyah sosok istri dari Pharaoh atau rames II (Fir'aun). Beliau merupakan perempuan yang membesarkan Nabi Musa AS seperti anak kandungnya sendiri, perempuan yang sangat menentang ketika Fir'aun mendeklarasikan diri sebagai Tuhan. 

Tentunya masih banyak perempuan-perempuan lain yang belum di paparkan, seperti Aminah (Ibunda Rasulullah), Siti Hajar (Ibunda Nabi Ismail) dan toko-toko lainnya yang sekiranya dapat kita jadikan sebagai inspirator dalam hidup. 

Perempuan adalah selain sebagai rahim peradaban, ia juga merupakan penentu arah peradaban yang bermoral. Mari sama-sama menjaga, menghormati dan saling mengisi antara satu dengan lainnya. Karena perempuan ialah sendi dari kehidupan.(RED)


No comments

Powered by Blogger.