Minim Kasus, Pemkab Bima Raih Penghargaan Eliminasi Malaria
MATARAM,KabaroposisiNTB.Com--Berdasarkan penilaian pada tahun 2021, kabupaten Bima bersama dengan Kabupaten Dompu dan kabupaten Lombok Timur tahun ini berhasil mendapatkan penghargaan Kementerian Kesehatan RI atas keberhasilan melakukan eliminasi (pengurangan) kasus malaria.
Penghargaan tersebut diterima oleh Wakil Bupati Bima Drs. H.Dahlan M. Noer pada Peringatan Acara Puncak Hari Malaria Sedunia (HMS) tahun 2022 yang berlangsung Selasa (31/5) di VIP Deluxe Room Pertamina Mandalika International Street Circuit Lombok Tengah.
Peringatan HMS tahun ini mengangkat tema "Ciptakan Inovasi Menuju Eliminasi, Wujudkan Indonesia Bebas Malaria. Selain dilakukan seremoni juga dilakukan penyerahan sertifikat eliminasi malaria oleh Menteri Kesehatan kepada Bupati dan Walikota yang telah berhasil mencapai eliminasi malaria dan penyampaian komitmen perwakilan Bupati/Walikota dalam mempertahankan statusbebas malaria yang dirangkaikan dengan penyerahan bebas frambusia. Pemerintah kabupaten Bima bersama 65 pemerintah kabupaten, 13 pemerintah kota dan 26 gubernur Se-Indonesia menerima penghargaan tersebut.
Wakil Bupati Bima didampingi Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Bima Fahrurahman SE, M.Si dan Kabid P2PL Alamsyah SKM yang menghadiri acara penerimaan penghargaan tersebut menjelaskan, capaian ini merupakan buah dari kerja keras jajaran Dinas Kesehatan kabupaten Bima dimana dalam kurun waktu empat tahun terakhir tidak terjadi kasus malaria, kecuali pasien tentara dari Papua berdomisili di kecamatan Ambalawi.
Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Bima Fahrurahman SE, M.Si mengungkapkan, malaria adalah salah satu penyakit yang menjadi fokus WHO dan Indonesia ditargetkan bebas malaria tahun 2030.
"Kabupaten Bima memperoleh penghargaan tersebut setelah melalui penilaian pada tahun 2021 dimana eliminasi malaria adalah kepastian bagi daerah yang sudah tidak mengalami kasus lokal dan penularan setempat. Artinya lanjut mantan kadis Kominfostik kabupaten Bima ini bahwa jika masih ada kasus malaria, itu dipastikan karena adanya kasus import dari daerah lain yang masih ada endemik malaria". Tandasnya.(RED)
No comments