Satu lagi Putra Bima Ujian Akhir Disertasi, Promosi Doktor Ady Ardyansah Dosen Universitas Mbojo Bima
BIMA, KABAROPOSISINTB. COM_ Bagi seorang akademisi atau yang kita sebut Dosen, meraih gelar akademik tertinggi melalui jalur pendidikan merupakan harapan setiap dosen. Hampir setiap perguruan tinggi di Indonesia mendorong para dosen untuk melanjutkan studi sampai jenjang Doktor.
Apalagi perguruan tinggi di daerah khususnya di Bima-NTB, memiliki para dosen yang sudah meraih gelar doktor adalah kebanggan tersendiri bagi kampus di daerah, karena dapat mengembangkan perguruan tinggi lebih maju dan berkembang, salah satunya dapat menyelenggarakan program Magister.Jika dibandingkan dengan negara lain jumlah Doktor di Indonesia masih relatif sedikit bandingkan dengan sebaran perguruan tinggi yang ada.
Menurut data pdddiktikemendikbut.go.id sebelum berganti nama sekarang menjadi Pendidikan Tinggi Riset Dan Teknologi bahwa jumlah Dosen yang bergelar Doktor di Indonesia berjumlah 81.038 Dosen, sedangkan jumlah Dosen yang masih bergelar S2 berjumlah 248.284 dosen.
Sedangkan jumlah perguruan tinggi di Indonesia sebanyak 3.107 perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada 2022. Sementara itu, 897 kampus lainnya di bawah Kementerian Agama (https://dataindonesia.id).
Meraih gelar Doktor bukan perkara yang mudah, butuh pengorbanan materi, pikiran, waktu dan tenaga yang cukup menguras, disamping kemapuan akademik yang mumpuni. Di Universitas Brawijaya khususnya pada Fakultas Ilmu Administrasi ada 9 tahap ujian yang dilewati untuk meraih gelar doktor, disamping harus memiliki jurnal internasional yang menjadi salah syarat ujian akhir disertasi, belum lagi syarat lain yang harus di penuhi.
“Semangat, kerja keras, kesungguhan dan kesabaran menjadi pelajaran kehidupan selama menempuh studi doktor. Dihadapkan dengan persoalan akademik maupun non akademik, menjadi tantangan tersendiri dalam meraih gelar tersebut”, pintanya saat di konfirmasi Via telepon.
Idealnya studi doktor yang hanya ditempuh 3 s/d 4 tahun namun baru mampu diselesaikan di tahun ke 5. Masuk pada tahun 2019 selesai di akhir tahun 2024. Sedikitnya ada 11 orang angkatnya, beliau orang ke 2 yang baru menyelesaikan ujian akhir disertasi. Jika 7 tahun berlalu menempuh S3 maka akan DO secara otomatis, tidak sedikit yang juga menempuh S3 putus ditengah jalan sebelum masa studi berakhir.
Di hadapan 9 dewan penguji yang terdiri dari 3 orang profesor dan 6 orang doktor, telah mampu mempertahankan disertasi yang berjudul “Evaluasi Kebijkan Pengebangan Pariwisata Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Lokal Di Kota Bima Dalam Perspektif Logic Model”.
Pariwisata di tingkat lokal perlu dikembangkan dan dikemas dengan baik sebagai sumber PAD dan upaya pemberdayaan masyarakat, dari riset yang dilakukan dapat saja beliau menjadi fasilitator dan pendamping program pemberdayaan masyarakat dalam memajukan pariwisata di daerah.
Hasil Riset evaluasi pariwisata yang dilakukan dapat menjadi masukan bagaimana pariwisata dapat dikembangkan dengan baik. Dua penguji eksternal adalah Rektor Universitas Mbojo Dr. Rifa’I, M.Si. dan Dosen mantan Rektor Universitas Mereke Malang Dr. Kridawati Sadhana, MS.i. salah satu dosen favorinya saat menempuh S1.
Ujian yang berlangsung sekitar 3 jam berlalu dimulai pukul 09 sampai 12 wib berjalan dengan hikmat dan sejumlah pertanyaan kunci mampu di jawabnya dengan baik. Setelah ujian disertasi berlangsung akan dikukuhkan menjadi doktor. Kiprahnya di masyarakat tidak dapat diragukan beliau juga merupakan penggagas program literasi Al Qur’an di kabupaten Bima, juga banyak menulis opini/artikel di media lokal yang menyoroti kebijakan publik dan isu – isu pembangunan dalam konteks kebijakan publik di daerah tepatnya di Bima – NTB, sering menjadi pembicara/narasumber dalam berbagai kegiatan kepemudaan dan kemasyarakatan.
Buku yang pernah ditulisnya bersama rekan dosen lainya, berjudul Manajemen Strategik Sektor Publik dan Wajah Pembangunan Desa. Tentunya gagasan dan pemikiranya akan ditungkan dalam buku baru yang akan ditulisnya, salah satu yang ingin ditulisnya adalah buku yang berjudul Bima Negeri sejuta qori sebagai dedikasinya kepada qori yang mengharumkan nama Bima. Ke depan rencananya jika beliau kembali di Kampus asalnya Universitas Mbojo Bima akan mendirikan Pusat Studi Kebijakan Publik, dan Tata Kelola Daerah yang akan menyoroti dan memberikan edukasi kepada masyarakat di tingkat lokal tentang kebijakan publik dan tata kelola daerah, sehingga harapanya Universitas Mbojo Bima menjadi laboraturium kebijkan publik di Bima dan sekitarnya. Keilmuannya akan dipersembahakan untuk kebermanfaatan dan kemaslahatan bagi kemajuan daerah, bangsa dan negara, do’a dari semua pihak baginya merupakan energi yang membuatnya untuk selalu berkarya, menyamapaikan gagasan dan pemikiranya, untuk kemajuan bersama, ungkapnya saat terakhir ditanya harapanya.(RED)
Terus berkarya Pak Dr. Ady
ReplyDelete