" Ungkap Mafia Pemotongan Hak Di Media,Seorang Tenaga Sukarela Dipecat"
Bima,KabarOposisi--Ironis nasib salah seorang guru sukarela Rahmat S.Pd yang telah 9 tahun mengabdi di sekolah Dasar (SDN) 2 Campa dari 15 guru sukarela yang mengabdi di sekolah SDN Kecamatan Madapangga,Bima,NTB, tiba-tiba dikeluarkan tanpa surat peringatan.
Dianggap pernah memberikan informasi kepada media atas pemotongan dana sukarela pada beberapa waktu lalu,hingga dianggap memalukan jajaran pendidikan wilayah Kecamatan Madapangga,Bima,NTB, akhirnya dia dikeluarkan," tutur Rahmat pada media ini sore di pinggir jalan di desa Rade,pada Hari Sabtu (20/07/2019).
" Dirinya sangat sayangkan keputusan sepihak oleh kasek yang mengeluarkan dirinya Jum'at (19/07/2019) kemarin di sekolah yang telah sembilan tahun dia mengabdi," ucapnya.
Rahmat akan tetap menerima apapun yang menjadi keputusan kepala sekolah namanya juga Suka dan Rela.Akan tetapi berdasarkan aturan dan mekanisme yang ada surat peringatan harus dikeluarkan dulu," Masa secara lisan tanpa alasan yang jelas," akurnya.
Anehnya yang dia terima bahwa dirinya telah membuat malu jajaran pendidikan wilayah kecamatan Madapangga,makanya dia di keluarkan dari sekolah, bikin malu itu seperti apa sich,"ungkapnya Rahmat.
"Kalaupun dirinya pernah mengatakan melalui adanya pemotongan sukarela pada salah satu media pada waktu lalu," Masa itu bikin malu pendidikan kecamatan Madapangga," herannya.
Berarti pemecatan dirinya di duga ada intervensi pihak dinas Dikpora Kabupaten Bima yang turun di wilayah kecamatan Madapangga pada beberapa hari kemarin, tepatnya di desa Campa," jelasnya.
"Aneh kok menyampaikan ke media bisa dipecat.Walaupun pada saat itu penyampaian atas pemotongan sepihak gaji tenaga sukarela kepada media dianggap memalukan pendidikan wilayah kecamatan Madapangga,kok bisa begitu yach," herannya.
Dirinya siap menerima dikeluarkan secara lisan kalau karena hal itu,masa kuat dugaan pihak dinas Dikpora melalui Kuptd Dikdubpora Madapangga memerintahkan pemecatan atas dirinya karena pemberitaan itu sehingga kasek berani mengeluarkan dirinya tanpa alasan yang ngga jelas. Berarti Pendidikan di Kabupaten Bima dibawah kekuasaan Dinda-Dahlan dianggap diktator dong," kesalnya.
Berarti kadis dan Jajaran dinilai ngga mau dikritik percuma Kuptd orang di wilayah desanya karena dia punya keluarga di Desa Campa,sedangkan Kadis Dikpora Kabupaten Bima orang desa Tonda orang Madapangga juga.Dia tunjukkan Arongan sich Diwilayah sendiri," tandasnya.
" Masa Karena kasih tau wartawan lalu dikeluarkan,dunia pendidikan seperti apa di wilayah kabupaten Bima kalau kadis Dikpora arogan seperti itu," Tandas Rahmat.
Melalui via handphone kepala sekolah yang coba dihubungi awak media ini tidak menjawab atas hal ini bahkan telah dihubungi berkali-kali.(KO01)
Foto:Rahmat S.Pd tenaga Sukarela Dikeluarkan Karena Pernah Ungkap Pemotongan Di Media. |
" Dirinya sangat sayangkan keputusan sepihak oleh kasek yang mengeluarkan dirinya Jum'at (19/07/2019) kemarin di sekolah yang telah sembilan tahun dia mengabdi," ucapnya.
Rahmat akan tetap menerima apapun yang menjadi keputusan kepala sekolah namanya juga Suka dan Rela.Akan tetapi berdasarkan aturan dan mekanisme yang ada surat peringatan harus dikeluarkan dulu," Masa secara lisan tanpa alasan yang jelas," akurnya.
Anehnya yang dia terima bahwa dirinya telah membuat malu jajaran pendidikan wilayah kecamatan Madapangga,makanya dia di keluarkan dari sekolah, bikin malu itu seperti apa sich,"ungkapnya Rahmat.
"Kalaupun dirinya pernah mengatakan melalui adanya pemotongan sukarela pada salah satu media pada waktu lalu," Masa itu bikin malu pendidikan kecamatan Madapangga," herannya.
Berarti pemecatan dirinya di duga ada intervensi pihak dinas Dikpora Kabupaten Bima yang turun di wilayah kecamatan Madapangga pada beberapa hari kemarin, tepatnya di desa Campa," jelasnya.
"Aneh kok menyampaikan ke media bisa dipecat.Walaupun pada saat itu penyampaian atas pemotongan sepihak gaji tenaga sukarela kepada media dianggap memalukan pendidikan wilayah kecamatan Madapangga,kok bisa begitu yach," herannya.
Dirinya siap menerima dikeluarkan secara lisan kalau karena hal itu,masa kuat dugaan pihak dinas Dikpora melalui Kuptd Dikdubpora Madapangga memerintahkan pemecatan atas dirinya karena pemberitaan itu sehingga kasek berani mengeluarkan dirinya tanpa alasan yang ngga jelas. Berarti Pendidikan di Kabupaten Bima dibawah kekuasaan Dinda-Dahlan dianggap diktator dong," kesalnya.
Berarti kadis dan Jajaran dinilai ngga mau dikritik percuma Kuptd orang di wilayah desanya karena dia punya keluarga di Desa Campa,sedangkan Kadis Dikpora Kabupaten Bima orang desa Tonda orang Madapangga juga.Dia tunjukkan Arongan sich Diwilayah sendiri," tandasnya.
" Masa Karena kasih tau wartawan lalu dikeluarkan,dunia pendidikan seperti apa di wilayah kabupaten Bima kalau kadis Dikpora arogan seperti itu," Tandas Rahmat.
Melalui via handphone kepala sekolah yang coba dihubungi awak media ini tidak menjawab atas hal ini bahkan telah dihubungi berkali-kali.(KO01)
No comments