Titik Zona Merah "Pasar Sore" Dibuka, Pemerintah Terkesan Pembiaraan
foto: Situasi Pasar Sore Desa Kananga, Kecamatan Bolo. |
Hal tersebut justru menimbulkan anggapan spekulatif publik terkait keseriusan pemerintah dalam menanggulangi wabah yang berbahaya ini, bahkan dinilai acuh tak acuh.
"Sembilan orang warga Kananga yang dinyatakan positif, harusnya dijadikan atensi oleh Pemerintah setempat. Minimal dilakukan lockdown dan pasar sore harus ditutup, sampai benar-benar wabah ini berakhir," ungkap Rizal salah satu warga Sila-Bolo, pada Rabu (29/4/20).
Menurutnya, Pemerintah sebagai pemangku kekuasaan harus bersikap tegas, dalam memerangi virus yang mematikan ini, tidak hanya bersikap secara lisan tetapi juga harus benar-benar diterapkan di lapangan.
"Inikan terlihat main-main, sebab hanya pas awalnya saja Pasar Sore ini ditutup dan lockdown pasca dinyatakan sembilan warga kananga positif, itupun hanya berjalan satu hari saja, dan sampai sekarang pasar sore ini tetap beroperasi," ucap Rizal.
Bahkan Ia menilai, sikap Pemerintah hari ini membuat sebagian warga Sila-Bolo bingung sekaligus resah, sebab wilayah yang dinyatakan zona merah, fakta di lapangan warganya masih melakukan aktifitas yang melibatkan banyak orang tanpa ada ruang pembatas. Sebab tidak ada jaminan jika para penjual atau pengungjung pasar sore itu bebas dari wabah Corona.
Oleh karna itu, dirinya menegaskan agar Pemerintah benar-benar bersikap tegas untuk menutup pasar sore yang dimaksud, guna memutus mata rantai penyebaran covid-19. "Jangan hanya panas-panas diawal saja, pasar sore ini harus ditutup sampai wabah ini berakhir," ketusnya.
Hal yang sama juga disampaikan Didi, Ia mengatakan bahwa dirasa cukup perlu jika pasar sore ini benar-benar ditutup, untuk mengantisipasi agar tidak ada korban lain yang berjatuhan.
"Jangan tunggu sampai banyak korban dulu baru kita panik dan bertindak, sembilan orang ini sebagai peringatan awal kita agar tetap waspada. Salah satu langkahnya yakni Desa kananga yang dinyatakan zona merah harus benar-benar lockdown dan pasar sore wajib ditutup," pungkasnya.
Oleh karna itu, Ia berharap agar Pemerintah setempat segera mengintruksikan jajaran kebawahnya agar pasar Sore di desa pasien penyumbang angka positif covid-19 terbanyak itu segera ditutup," pinta dia.
Hingga berita ini dirilis, Pemerintah Kecamatan dan desa setempat belum dapat dimintai tanggapan terkait persoalan pasar sore tersebut. Namun akan diusahakan dikonfirmasi. (TN.01)
Sementara itu, Camat Bolo Mardiana SH mengakui bahwa pasar sore tersebut memang telah kembali beroperasi, kendati pihaknya telah melakukan upaya penutupan sementara, namun pihak warga ngotot untuk berjualan.
"Kita sudah melakukan penertiban agar untuk sementara waktu ini tidak berjualan, namun warga tetap ngotot, malah minta kompensasi Rp. 500 ribu jika pasar sore ditutup," jelasnya, Rabu (29/4/20)
Meski pasar tidak bisa ditutup karna warga ngotot, pihaknya tetap berupaya menghimbau kepada warga untuk tetap menjaga pola hidup sehat dan hindari kontak fisik langsung," tutup Camat.
Di tempat terpisah, Kades Kananga Firdaus S.Pd membantah jika pihaknya melakukan pemberitaan dan tidak bersikap tegas, bahkan Ia mengaku sudah beberapa kali turun bersama pihak aparat untuk melakukan penertiban, agar tidak ada aktifitas jual beli di pasar sore sementara waktu. "Kita sudah beberapa kali turun, namun penjualnya ngotot," ujarnya, Kamis (30/430).
Ia mengaku, sebelumnya pasar sore tersebut sudah beberapa hari ditutup, namun para penjualan kembali beroperasi, padahal kita sudah wanti-wanti. "Ini murni para penjual yang ngeyel," tuturnya. (K001)
No comments