Bima Ramah Simbolis, Petani Jagung Masih Melarat


Oleh: Tarmiji
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mataram.

Bima,KABAROPOSISI.Com--sebagai generasi yang mencintai tanah leluhur, mesti berpikir maju juga kritis. Menurut penulis, refleksi Kepemimpinan IDP-Dahlan 5 (Lima) Tahun, harus di lihat dari kacamata, infrastruktur pembangunannya, dan harus dilihat dari  indeks naik dan turunya taraf kesejahteraan petani jagung.

Dalam perjalanan Bima Ramah selama 5 Tahun, tak ada terobosan baru untuk menaikan taraf hidup petani jagung di Bumi Bima Ramah.

Lebih lanjut, penulis menyampaikan, Bima Ramah, tak boleh menjadi simbolis saja, ( Religius Aman Makmur dan Handal), begitu baik jika dilakukan, sebab demi meningkatkan taraf hidup petani jagung Bima Ramah Pemkab harus bersikap dengan sebaik baiknya dan seadil-adilnya.

Secara sosiologis, Masyarakat Kabupaten Bima, hidup dengan bertani, mereka selalu menanam hingga sampai memetik hasilnya. 

Menanam dan memetik tak ada hasilnya, jikalau saja harga jagung sangat buruk adanya (Anjlok). Bima Ramah tak ada artinya, jikalau saja Pemkab tak ramah terhadap petani jagung.

Tak ada daerah yang dapat mencapai kebesaran jika daerah saja tidak dapat menampung dan menyalurkan aspirasi mereka, sebagai upaya dalam menaikan taraf hidup petani jagung guna menopang peradaban besar.

Sebagai titik balik, penulis membandingkan pernyataan Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten Bima dengan keadaan rell yang terjadi di lapangan.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten Bima Chairul Munir menyampaikan pada waktu lalu 30 Maret 2020.

“Untuk jagung, sentra jagungnya adalah Kecamatan Soromandi, Sanggar, Donggo, dan Madapangga. Pada Maret, panen jagung terbanyak akan ada di Kecamatan Donggo seluas 5.594 ha, dan April panen terluas di Kecamatan Soromandi seluas 7.083 ha. Mengenai harganya: Rp3.100 hingga Rp3.500 per kg pipilan kering. Ujarnya.

Tetapi justru ada yang lain dari pernyataan itu, jikalau di tinjau di lapangan. Bagaimana mungkin harga jagung mentok sampai pada harga 2.800 per kg, ini tak adil. Ujar penulis.

Sebab pikiran baik, akan selalu menghasilkan perbuatan yang baik, baik sudah tentu adil.

Bima ramah adalah konsepsi yang bagus dalam merumuskan cita cita masyarakat Bima. Sebut saja ramah terhadap petani jagung.

Tuntunan Bima Ramah harus di perhatikan, pemkab Bima harus meletakan rakyatnya sebagai prioritas, sebab lewat petani, Bima Ramah bisa hidup, lewat petani jagung Bima Ramah bisa makan.

Artinya, keberlangsungan, keutuhan dan kejayaan hidup masyarakat Bima Ramah hanya dengan bertani, bercangkul, sampai kulit terkelupas mengering. Tak ada dosa yang lebih besar bagi Daerah kita, melainkan membuat hidup mereka Melarat, dengan anjloknya harga jagung.

Lantas apa yang membuat petani jagung Bima Ramah melarat, jalan di tempat?

Problemnya ada pada pemkab, dinas pertanian tak cepat tanggap, juga tak kreatif untuk berbuat kepada petani jagung Bima Ramah.

Sederhana, sebagai alternatif untuk meningkatkan taraf hidup petani jagung Bima Ramah, kenapa tidak untuk di buatkannya “Gudang jagung”. Hasilnya dapat di olah sendiri oleh daerah. Bisa juga di jual nantinya di luar daerah NTB, di bawah naungan BUMD ( Badan Usaha Milik Daerah).

Dalam hal itu penulis lebih lanjut menerangkan, jika saja Gudang Jagung ada di Bima Ramah, Perputaran ekonomi akan terus bertambah, masyarakat Bima taraf hidupnya meningkat (makmur), akan mempengaruhi juga atas kemajuan daerah Bima ramah dengan kata lain pendapat daerah yang akan semakin bertambah dalam sektor pertanian.

Sosio-ekonom adalah prinsip, yang bermurah hati (Sosius), yang penuh welas asih dan lapang semangat berdasarkan pada konsensus Bima Ramah pada kata makmur, yang berorientasi keadilan, kesejahteraan.

Dengan tidak hanya menghendaki partisipasi dan emansipasi di bidang politik, tetapi juga partisipasi dan emansipasi di bidang ekonomi dengan menaikan taraf hidup petani jagung, juga taraf hidup warga negara lain di bumi Bima Ramah.

Adalah benar, demokrasi sejati yang selalu mencari keberesan politik dan ekonomi akan selalu mencapai keberhasilan yang besar, melalui pemberdayaan dan perhatian khusus oleh pemkab atas hajat hidup petani di Bima Ramah.(***)

No comments

Powered by Blogger.