Bupati Tak Peduli Kerusakan Asrama Mahasiswa Bima, Dituding Tak Peka Dunia Pendidikan

foto: Kondisi Asrama Bima di Mataram.

Mataram,KabaroposisiNTB.Com--Asrama Mahasiswa Bima di Mataram, bukan saja tempat tinggal bagi para mahasiswa ataupun  kamar berteduh bagi masyarakat Bima yang numpang nginap selama sekian hari. Keberadaannya pun dianggap sebagai simbol akan eksitensi dari Pemerintah Daerah (Pemda) Bima, sebagai pilar penopang memajukan dunia pendidikan, terutama bagi putra asli Bima yang menimba ilmu di tanah rantauan.

Oleh para penghuni, baik yang masih menempati ataupun para senior yang pernah menetap, asrama disebut juga sebagai kawah “Candra Dimuka”. Tempat menempa diri, wahana diskusi serta merasakan suka duka akan arti kemandirian. Seiring waktu, gedung yang pernah megah serta disegani ini, warnanya kian memudar. Bangunan mulai retak, dan gedung aula tempat diskusi serta tempat pertemuan resmi sudah tak layak dipakai karna rusak.

Ramadhan Uba selaku Ketua Asrama mengatakan, kami sangat berharap Pemda Bima (Bupati dan Wakil Bupati) untuk peduli akan keberadaan aset daerah, dan punya nurani atas para mahasiswa yang menempati Asrama. “ Lihat saja, bangunan yang awalnya amat disegani, kini semakin lapuk dimakan zaman”. Kami tak meminta lebih kepada Pemda, melainkan memelihara aset daerah dan memperbaiki bangunan dan mengganti fasilitas yang tak layak lagi dipakai yang amat dibutuhkan oleh para mahasiswa penghuni, papar aktifis mahasiwa kampus Muhammadiyah ini.

Iapun menuding, kalau Bupati Bima yang kembali terpilih Hj. Dinda Damayanti Putri tak punya kepedulian atas keberadaan aset daerah tak ternilai harganya yang berdiri di kota Mataram.  Hal itupun menjadi penanda, kalau empati sang pemimpin pada dunia pendidikan amat kurang, itu sangat kami sesalkan, papar Ramadhan Uba.

foto: Ramadhan Uba.

Selama ini kami tidak pernah berteriak atau berusaha melakukan hal hal yang melukai perasaan pemerintah atas nasib asrama yang menjadi tempat kami berteduh. Hal itu tidak lain sebagai bentuk hormat kepada pemerintah. “Jangan menunggu harus ada demo dan teriakan sinis dari para mahasiswa Bima di Mataram, baru bergerak, itu tak elegan”, papar mahasiswa kelahiran Ngali ini kepada media PusaranNTB, Sabtu (13/03/2021).

Hal yang sama diungkapkan Hendra gunawan selaku Sekertaris Asrama, yang mengingatkan kepada pemerintah kalau persoalan ini harus diprioritaskan oleh bupati dan wakil bupati. Jangan sampai karena tidak adanya respon peduli bupati atas kondisi kerusakan gedung dan fasilitas penting, tak layak di gunakan, menjadi pemantik munculnya gelombang gerakan para mahasiswa pada sejumlah persoalan yang mendera Pemda Bima sekarang.

“Kami tidak diposisi mengancam, penghuni asrama selama beberapa tahun selalu sabar menunggu nurani tulus pemerintah akan kepedulian mereka”. Apa yang ditunggu tak juga nampak, dan kamipun akan bersuara lantang dengan megavon atas hal ini, papar aktifis mahasiswa kampus Unram ini.

Jika hal ini tak juga direspon, maka dengan lantang kami akan menulis kalimat di banyak spanduk, berteriak dihadapan publik, menuding kalau nurani bupati untuk peduli pada dunia pendidikan dan generasi bangsa telah mati, ujar Hendra Gunawan yang akrab disapa komo.(KO.O3)

No comments

Powered by Blogger.