Selain Biaya Mahal, Para Peternak Sapi Bima Terancam Gagal Muat Ke Jakarta, Pemda Hanya Tutup Mata saja!0
BIMA,KabaroposisiNTB.Com--Para petani ternak sapi di Bima terancam gagal menjual sapi mereka diluar Daerah, mengingat waktu yang semakin dekat dengan hari Raya Idul Adha, Selain itu biaya transportasi dari Kapal Kayu saat ini berdasarkan informasi dari beberapa para petani ternak sangat mahal.
Ironisnya lagi, Bahkan ada sebagian warga yang sudah lama mengantri di pelabuhan, tapi belum berangkat dan bahkan mereka kembali ke kampung untuk menunggu jadwal keberangkatan. Disisi lain pemerintah daerah kabupaten Bima melihat kondisi ini hanya tutup mata saja.
Juhari (Bang Jul) menjelaskan, kami mulai khawatir dengan keadaan para petani ternak sapi, jika sampai mengalami keterlambatan maka bagaimana cara kami menjual sapi-sapi kami disana (Jabodetabek) dan sekitarnya," Pungkasnya.
"Apalagi uang yang kami gunakan untuk membayar ekspedisi tersebut murni uang yang kami pinjam yang kemudian digantikan setelah kami selesai menjual sapi tersebut, namun sangat di sayangkan sampai saat ini, kami belum mendapat informasi dari Syahbandar tentang kapal ataupun keberangkatan tersebut," sesal Jul.
Disisi lain, Semua administrasi sudah kami bayar dan lengkapi, termasuk ekspedisi satu ekor sapi senilai Rp. 1.250-180 ribu, ada yang sampai 5 juta, bahkan lebih, dan uang itu sudah terbayarkan oleh seluruh petani sapi, namun sampai saat ini belum juga mendapatkan kepastian dari Syahbandar," pungkasnya.
Juhari meminta Bupati Bima dapat melihat persoalan ini sebagai hal yang serius dan tidak apatis terhadap apa yang dikeluhkan oleh masyarakat Kabupaten Bima, lebih khusus masyarakat Kecamatan Monta, yang saat ini berjumlah 100 orang. Mereka sudah menyetorkan uang Ekspedisi namun tidak ada kepastian kapan mereka akan mendapatkan jatah keberangkatannya.
Dalam hal ini bang Jul berharap akan ada tindakan nyata dari Bupati Bima agar para petani ternak sapi ini bisa mendapatkan kepastian keberangkatannya, karena mengingat waktu yang semakin dekat.
Dan diharapkan ada koordinasi dan kerjasama yang baik seluruh stakeholder dan Syahbandar, agar kehawatiran petani ternak sapi dapat terselesaikan dan bisa membawa sapi-sapi mereka dapat dibawa dan di jual di luar Daerah.
Lain halnya, petani ternak di Madapangga yang namanya enggan dikorankan menyesalkan ulah ulah para pemilik CV pelaku bisnis pengangkutan yang tak konsisten atas penetapan harga per satu ekor sementara ini hanya kapal kayu saja.
"Sementara itu, pemerintah daerah melalui dinas peternakannya hanya diam diri saja atas kondisi ini, tak ada terobosan baru. Gapehani yang baru terbentuk juga diam diri saja, tak ada terobosan yang mampu membantu petani Sapi saat ini," kecewanya.(KO.O1)
No comments