Viral Rp.250 Juta, Ketua DPC GMNI Kabupaten Bima Angkat Bicara
Kabupaten BIMA, KabaroposisiNTB. COM___Jangan lamban update, lagi dan lagi pemimpin kita tercinta di kabupaten Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri sebagai Bupati Bima menggemparkan dunia maya baru-baru ini.
Bagi yang belum mengetahuinya mungkin penasaran/kepo, berita hangat apakah yang membuat publik sosmed menggubris Bupati Bima sekarang ??
Ternyata pihak terdakwa sarana produksi (saprodi) cetak sawah baru kabupaten Bima 2016 (Muhammad Tayeb) Mantan Kadis PTPH kembali menjalani sidang pengadilan Tipikor Mataram.
Dalam Sidang pembacaan eksepsi tersebut di Sebutkan ada aliran dana kepada Bupati Bima sebesar Rp.250 juta.
Inilah dasarnya Bupati Bima kembali hadir dan naik angka Popularitasnya sebagai rekor pemimpin korup di kabupaten Bima Saya berasumsi mungkin ada pihak yang mengatakan Rp.250 juta itu nggak seberapa, jadimya tidak perlu di tindak lanjuti kasusnya, saya berharap tidak ada yang mengatakan itu.
Soal besar maupun kecil nominal yang di kantongin oleh Bupati Bima, dalam hal ini Korupsi (saya hanting definisinya di google adalah Maling) tetap menjadi satu black list dalam menjalankan kepemimpinannya sebagai Bupati Bima. Kasus semacam ini bukanlah kali pertama ataupun kali kedua, namun berkali-kali di lakukan dan di imani oleh si Cantik sang Bupati Bima sebagai jalan kebenaran, di dalam menahkodai Kapal Tua Kabupaten Bima ini.
Sebagai seorang anak manusia yang memiliki pikiran, saya terus merenungi "kenapa Bupati yang seperti ini sering membuat namanya terkenal sebagai penghisap/Sang Ksatria Korup" ? Apakah rakyat ketagihan terhadap pemimpin seperti ini ? Atau memang di karenakan yang katanya terah Kesultanan membuat Bupati Bima leluasa dalam mengambil keputusan, terutama di perihal Korup (Maling seperti definisi dari google tadi) serta rakyat juga mungkin masih meyakini terhadap Hegemoni politik takhayul (seperti bisa berjalan di atas air) yang di beberkan ke publik, sehingga rakyat pun percaya terhadap terah mereka sebagai pemimpin pembawa surga di tanah Mbojo, yang padahal itu superioritas utopis belaka.
Detik ini pun saya catat lewat kata, bahwa ini Historis Hitam yang tidak perlu di warisi oleh calon pemimpin kedepannya. Ini bukan provokasi, ini bukan hasutan dan ini pula bukan memojokan. Namun ini semerta-merta saya ungkapkan sesuai rill objektinya, serta dalam hal ini pula sudah menyebar luas di sosial media.(RED)
No comments